Android

Langkah Memulai Investasi Reksadana, Selengkapnya baca di sini

Investasi pada reksadana adalah salah satu investasi strategis bagi masyarakat pemodal, baik pemodal institusional maupun individual. Hal ini juga termasuk bagi para pemodal kecil dan orang-orang yang tidak memiliki banyak waktu dan pengetahuan yang mendalam mengenai literasi keuangan, khususnya untuk menghitung resiko atas suatu investasi. 

Sebagai contoh, jika Anda mulai menyisihkan uang sebesar Rp100.000 pada 30 November 2009, kemudian terus menambah investasi sebesar Rp100.000 setiap bulannya. Pada tanggal 1 selama lima tahun pada reksadana Manulife Dana Saham, uang Anda pada 28 November 2014 menjadi Rp7.784.544,76. Dengan penambahan uang setiap bulannya, modal awal perusahaan bertambah menjadi total Rp6.100.000. Sementara itu, return yang diperoleh dari investasi tersebut sebesar Rp1.684.544,76. Jika dibandingkan dengan total investasi, return yang dihasilkan sebesar 27,62 persen.
Dari penjelasan di atas, tentunya Anda mulai memahami bagaimana cara investasi reksadana ini. Untuk itu, selanjutnya, Anda perlu mengetahui bagaimana Anda memulai investasi ini. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut,

1. Tentukan Tujuan

Pertama-tama, tentukan tujuan Anda menginvestasikan uang yang ada untuk membeli reksadana. Apakah sebagai modal anak sekolah hingga ke perguruan tinggi, rumah masa depan, ataukah sebagai dana pensiun. Hal ini berhubungan dengan jangka waktu investasi dan jenis reksadana yang tepat untuk Anda. Sebab, percuma juga kita berinvestasi tanpa ada tujuan yang jelas. Ada berbagai tujuan yang biasanya digunakan orang-orang untuk berinvestasi reksadana. Jadi, pikirkan dulu hal ini.

2. Kenali jenis-jenis Reksadana


Sebelum menginvestasikan uang Anda pada reksadana, sebaiknya Anda mengetahui lebih dulu jenis-jenis reksadana yang ada. Ada beragam jenis reksadana, mulai dari reksadana pasar uang, pendapatan tetap, terproteksi, campuran, saham, index, dollar, syariah, dan penyertaan terbatas. Adapun, yang paling populer saat ini adalah reksadana pasar uang, dana pendapatan tetap, dana terproteksi, campuran, dan saham.

3. Tentukan Jangka Waktu Investasi

Berinvestasi reksadana membutuhkan jangka waktu yang berbeda-beda. Ada yang untuk kurang dari setahun, 1-3 tahun, 3-5 tahun, dan lebih dari 5 tahun. Untuk jangka waktu kurang dari setahun, sebaiknya Anda memilih reksa dana pasar uang. Untuk investasi 1-3 tahun, Anda dapat memilih reksa dana pendapatan tetap. Untuk jangka waktu 3-5 tahun, gunakanlah reksa dana campuran. Terakhir, untuk Anda yang menginginkan investasi jangka panjang, yakni lebih dari 5 tahun, gunakanlah reksa dana saham.

4. Langkah-langkah Investasi Reksa Dana

Tentukan mana yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Ingin uang lebih aman dengan hasil keuntungan yang terbatas? reksa dana pasar uang jawabannya. Pendapatannya tetap dan terproteksi. Jika anda ingin keuntungan yang lebih tinggi dan sanggup menerima resiko yang lebih tinggi, reksa dana campuran dan saham adalah pilihan yang cocok.
Langkah kedua, pilih produk reksa dana yang sesuai dengan pilihan jenis reksa dana Anda. Lihat rekam jejak keuntungannya selama 3 tahun terakhir. Pastikan keuntungannya konsisten. Sehingga Anda tahu bahwa Anda tidak akan mengalami kerugian.
Anda dapat mencari informasi lebih lanjut mengenai reksa dana yang Anda butuhkan melalui media internet atau menghubungi langsung pihak yang menjual reksa dana tersebut. Cari tahu biaya yang dikenakan pada reksa dana yang Anda inginkan, mencakup biaya pembelian dan penjualannya. Untuk memulainya, sisihkanlah minimal 20% pendapatan Anda untuk investasi reksa dana setiap bulannya.

5. Pastikan Reksadana Memiliki Izin

Reksadana adalah investasi yang legal karena memiliki izin dari OJK. Perizinan ini memiliki banyak syarat dan bersifat mutlak sehingga dapat dipercaya kebenarannya. Tidak hanya itu, manajer investasi yang mengelola reksadana tersebut juga harus memiliki izin. Untuk itu, pastikan dan cek perizinan dari reksadana dan manajer investasi Anda. Jika meragukan, Anda berhak untuk menolak tawaran berinvestasi.
Selain itu, pegecekan izin ini juga merupakan bentuk upaya preventif agar Anda tidak tertipu oleh bentuk investasi bodong atau abal-abal. Hal ini karena investasi bodong tentu saja tidak memiliki izin karena tidak memenuhi standar dan persyaratan dalam mengelola investasi yang bersih dan sehat.
Investasi bodong biasanya menawarkan keuntungan investasi yang sangat besar. Namun, bisa jadi resiko yang ditanggung juga besar. Oleh karena itu, mau setingi apa pun potensi keuntungannya, Anda tidak boleh tergiur jika pihak yang menawarkan tidak memiliki izin yang resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).